ManfaatAnalisis Fundamental Saham. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan ketika melakukan analisis fundamental saham: Membantu menemukan harga saham yang wajar. Hal ini berguna ketika ingin menghindari harga saham yang diperdagangkan bukan pada nilai "sebenarnya.". Saham dapat diperdagangkan secara overvalued atau undervalued. 4 Penilaian Harga Wajar Saham Penilaian kewajaran harga saham menggunakan PER adalah apabila nilai PER dibawah 10 kali adalah murah. Namun PER yang tinggi atau lebih dari 10 kali bisa menunjukkan kalau perusahaan itu merupakan perusahaan yang diincar investor, sehingga harga sahamnya terus naik dan PER nya juga tinggi. Denganmengetahui nilai price earning ratio, maka kita bisa mengetahui apakah nilai perusahaan tersebut masih wajar dan sesuai dengan harga pasar saham, di sektor industri yang sama. Contoh kasus : harga saham di salah satu perusahaan batu bara (PT A) Rp. 700, sedangkan harga saham di perusahaan batu bara lainnya sudah berkisar antara Rp.710 NilaiAktiva Bersih (NAB) per saham/ unit adalah harga wajar dari portfolio suatu reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/ unit penyertaan yang telah beredar pada saat tersebut. NAB per saham/ unit dihitung setiap hari oleh bank kustodian setelah mendapat data dari manajer investasi. Pihakinvestor akan mengalami suatu kerugian ketika menjual obligasi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo karena harga jualnya lebih rendah ketimbang harga beli. Demikianlah penjelasan mengenai √ Obligasi : Pengertian, Jenis, Karakteristik, Kelebihan, dan Kekurangannya Terlengkap . ManajerInvestasi selaku penanggung jawab terhadap pengelolaan aset reksadana akan menilai harga pasar wajar dari seluruh aset reksadana pada setiap sore hari. Penilaian pasar wajar tersebut termasuk semua keuntungan dan kerugian yang dialami baik keuntungan atau kerugian yang telah terealisasi maupun yang belum direalisasi YjNw. Ilustrasi seorang investor sedang memantau dan menghitung kinerja investasinya di reksadana, SBN dan emas. shutterstock - Evaluasi kinerja investasi perlu dilakukan oleh seorang investor. Tujuannya tak lain untuk mengetahui sudah sejauh mana target dan tujuan investasi hendak dicapai. Misalnya, jika kita rutin berinvestasi setiap bulan di sebuah produk investasi yang diasumsikan mampu tumbuh 10 persen per tahun, selama 4 tahun ke depan. Tentu langkah tersebut sudah menghitung berapa target dana yang hendak Anda memastikan asumsi hitungan tujuan keuangan yang sudah dipatok terpenuhi, makanya Anda perlu rutin mengecek kinerja investasi tersebut. Umumnya, seseorang perlu mengevaluasi kinerja investasi yang dia miliki minimal setiap akhir tahun atau setiap bagaimana melakukan evaluasi investasi? Berikut empat langkah melakukan evaluasi investasi 1. CekKetika pertama kali berinvestasi di sebuah instrumen investasi, jangan lupa untuk mencatat dan mengingat harga beli ketika itu. Misalnya, Anda berinvestasi rutin di reksadana saham A, catatlah berapa harga unit penyertaan dan nilai aktiva bersih reksadana tersebut ketika pertama kali Anda membeli initial subscription.Tujuannya tak lain, dengan mengetahui harga sebuah instrumen investasi ketika pertama kali membelinya, Anda bisa menghitung berapa pertumbuhannya atau penurunannya selama setahun belakang. Tapi bagaimana bila Anda lupa tidak mencatat harga pertama pembelian? Anda berinvestasi di reksadana, manajer investasi akan mengirimkan kinerja dana Anda secara rutin atau Anda bisa memintanya kepada manajer BandingkanSetiap instrumen investasi pasti memiliki acuan untuk mengukur pertumbuhan harga. Misalnya, Anda berinvestasi di saham atau reksadana saham, maka acuan atau benchmark yang bisa Anda bandingkan adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.Selain itu, Anda juga memanfaatkan indeks acuan yang dirilis oleh beberapa institusi. Hal yang sama juga dapat Anda lakukan pada kinerja EvaluasiAda baiknya sebelum berinvestasi ke sebuah instrumen, Anda sudah memiliki tujuan keuangan yang hendak dicapai. Sebagai contoh, kebutuhan dana pensiun atau dana pendidikan anak yang hendak Anda gunakan enam tahun lagi adalah Rp100 bisa mencapai target dana tersebut, Anda perlu berinvestasi di sebuah instrumen investasi yang mampu tumbuh minimal 15 persen per tahun selama enam tahun Rp850 ribu per saat melakukan evaluasi rutin seperti di akhir tahun, terungkap bahwa kinerja instrumen investasi yang Anda gunakan untuk meraih tujuan keuangan tersebut hanya 10 persen per tahun. Ada selisih cukup besar dari asumsi pertumbuhan awal yaitu sebesar 5 persen. Jika demikian, ada risiko target dana yang Anda kejar tidak tercapai apabila kinerja di bawah asumsi tersebut terjadi terus-menerus. Dari sini, Anda bisa menimbang langkah lanjutan supaya target dana dalam tujuan keuangan tersebut bisa Ambil KeputusanKetika asumsi awal yang Anda gunakan dalam penghitungan tujuan keuangan meleset, maka Anda memiliki beberapa opsi pasca-evaluasi. Pertama, switching atau mengalihkan investasi ke instrumen investasi lain yang mencetak kinerja lebih bagus dan sesuai dengan asumsi hitungan awal memangkas kerugian cutloss dan switching ke instrumen berbeda. Kinerja investasi Anda ternyata di bawah target. Setelah melihat tren ke depan, banyak prediksi ahli yang menyebut kondisi pasar belum akan membaik dalam jangka pendek. Hal tersebut mungkin menjadi sinyal bagi Anda untuk menempuh aksi cutloss dan mengalihkan investasi ke instrumen lain yang lebih rendah risiko sekaligus masih mampu memenuhi asumsi hitungan Anda berasumsi investasi saham C mampu tumbuh minimal 7 persen per tahun. Tapi, pada kenyataannya kinerja investasi saham C tersebut hanya sebesar 3 persen per tahun. Anda pun tak yakin kinerjanya tahun depan akan lebih jika sudah demikian, cutloss adalah yang paling mungkin dan mengalihkan investasi di instrumen lain dengan proyeksi return lebih baik. Misalnya, mengalihkan investasi ke instrumen berpendapatan tetap seperti Surat Berharga Negara SBN menambah modal investasi top up. Jika mendapati bahwa kinerja instrumen investasi yang dipilih ternyata di bawah asumsi awal tapi Anda optimis bahwa kinerja investasi tersebut akan berbalik tumbuh tinggi tahun depan, bisa menambah modal contoh, Anda membeli saham D seharga per saham dengan asumsi pertumbuhan 15 persen per tahun. Investasi ini ditujukan untuk dana pensiun ternyata pertumbuhan harganya setahun ini justru turun 3 persen. Dengan berbekal analisa fundamental dan proyeksi jangka panjang, Anda optimistis bahwa harga saham tersebut akan menembus tahun depan. Anda justru bisa memanfaatkan momen kejatuhan harga saham tersebut untuk membeli lebih banyak dengan harapan memperoleh keuntungan lebih optimal saat harganya menembus per bentuk investasi yang Anda pilih, pastikan lebih dahulu sesuai dengan profil risiko ya.​Martina Priyanti/AM​***Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini- Beli reksadana, klik tautan ini- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS DISCLAIMER​Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana. Biasanya ketika akan membeli produk investasi reksadana, kita dilema dengan harga. Investor akan cenderung lebih memilih atau memutuskan untuk memilih reksadana yang murah dan menghindari harga yang mahal. Karena bagi orang yang awam murah dan mahal menjadi salah satu indikator dalam memilih reksadana. persepsinya harga yang rendah itu dianggap murah dan harga yang tinggi dianggap mahal. Keterbatasan ilmu atau kurangnya literasi yang menyebabkan investor awal tidak mengetahui cara penilaian harga wajar. Berinvestasi reksadana berbeda dengan saham. Jika kita berinvestasi saham maka uang yang harus kita keluarkan tergantung dari harga dan juga jumlah lot 1 lot = 100 lembar. Semakin banyak lot yang kita beli maka akan semakin besar. Misalkan saja jika kamu membeli 1 lot saham ABCD dengan harga pasar sebesar Rp. Maka uang yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. x 100 = Rp. Kemudian membeli 1 lot saham VWXY pada harga pasar sebesar Rp. Maka uang yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. x 100 = Rp. Jika dilihat dari harga saja maka kita akan mengatakan saham VWXY lebih mahal dibandingkan dengan saham ABCD. Namun dalam menilai murah dan mahalnya suatu saham bukan hanya melihat harga pasar melainkan ada beberapa penilaian lainnya. Misalkan menggunakan beberapa rasio pasar contohnya Price Book Value, Price Earning Rasio dan juga Discounted Cash Flow. Dengan metode tersebut maka investor akan mengetahui apakah harganya mahal atau murah. Lalu bagaimana dengan reksadana? Sebelumnya kita harus memahami harga reksadana itu terbentuk dari Nilai Aktiva Bersih/ Unit penyertaan. Ada reksadana yang memiliki NAB/Up yang kecil dalam ribuan dan ada juga yang memiliki NAB/UP besar puluhan ribu rupiah. Lalu apakah reksadana dengan NAB/UP yang kecil berarti murah? Apakah dengan NAB/ UP yang rendah akan memberikan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan NAB/Up yang lebih besar? Nah Nilai Aktiva Bersih/ Unit Penyertaan ini didapat dari pembagian dari Nilai Aset Bersih dengan jumlah unit yang dimiliki oleh investor. NAB/UP pertama kali penawaran umum adalah sebesar Rp. dan kemudian hari bisa nik dan turun seiring berjalannya waktu. Bisa saja karena pertambahan nilai asset dari kenaikan investasi dan juga bisa berkurang karena penurunan jumlah asset yang diinvestasikan. Maka jika ada reksadana dengan harga puluhan ribu dan ribuan saja, kita tidak perlu bingung. Karena membeli reksadana berbeda dengan membeli saham. Ketika mengeluarkan uang untuk membeli saham itu bergantung pada jumlah lembar yang dibeli tetapi reksadana itu bergantung nominal investasinya. Misalkan saja Reksadana Corfina Saham Syariah memiliki harga Rp. sedangkan Reksadana Grow-2 Prosper Rp. Ketika membeli reksadana tidak bergantung pada harganya melainkan unit yang didapatkan. Karena minimum pembelian reksadana sebesar Rp. Jika membeli Reksadana Corfina Saham Syariah akan mendapatkan unit sebesar Rp. Rp. = 83,3333 unit. Sedangkan unit yang didapat jika membeli Reksadana Grow-2 Prosper adalah sebesar Rp. Rp. = 43,4782 unit. Jika orang awam akan menganggap pembelian Reksadana Corfina Saham Syariah lebih murah dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan Reksadana Grow-2 Prosper. Karena melihat jumlah unit yang didapat di Reksadana Corfina Saham Syariah lebih banyak. Padahal Hal ini sebenarnya tidak ada hubungannya, karena nilai pasar investasi adalah perkalian antara jumlah unit dengan harga pasar. Sehingga meski jumlah unit reksadananya lebih banyak, akan tetapi jika harga reksa dananya lebih kecil maka sama saja dengan jumlah unit reksadana sedikit namun dengan harga yang lebih tinggi. Mislakan saja kedua reksadana itu naik sebesar 2%, dimana Reksadana Corfina Saham Syariah menjadi Rp. dan Reksadana Grow-2 Prosper menjadi Rp. Jika dikalikan dengan unit reksadana yang dimiliki maka hasilnya sama- sama sebesar Rp. Penilaian Murah dan Mahal Reksadana Reksadana tidak bisa dihitung harga wajarnya sebab pengelolaan reksadana sangat dinamis. Karena reksadana ini dikelola oleh manajer investasi yang disesuaikan dengan strategi investasi yang telah tertuang dalam prospektus. Sehingga untuk menentukan murah dan mahalnya reksdana bukan dari harga. Ada baiknya kita melihat kinerja dari beberap reksadana yang sejenis dengan benchmark tolak ukur. Jika kinerja diatas benchmarknya maka bisa dikatakan bisa memberikan imbal haisl yang bagus. Untuk jenis reksadana saham maka indeks tolak ukurnya menggunakan IHSG. Reksadana pendapatan tetap maka benchmarknya adalah indeks obligasi, sedangkan reksadana campuran dibandingkan dengan IHSG dan indeks obligasi. Terakhir, reksadana pasar uang benchmarknya indeks pasar uang. Hal yang terpenting dalam berinvestasi reksadana adalah performa dari produk reksadana yang lebih tinggi dari bechmarknya. Jika di bawah dari benchmarknya maka disebut underperform. mIsalanya dalam 1 bulan IHSG mampu mencatatkan kenaikan sebesar 4% namun reksadana saham hanya mencatatkan kenaikan sebesar maka reksadana tersebut underperform. Mengutip dari laman Bursa Efek Indonesia, saham stock merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang untuk mendapatkan profit berupa keuntungan, seorang pemula wajib mengetahui cara menghitung harga wajar saham stock valuation agar tidak mengalami kerugian saat investasi. Mari simak rekomendasi aplikasi pemantau saham Penentu Nilai Wajar SahamMengutip dari buku Nilai Wajar Seluruh Saham listed di BEI 517 Emiten yang ditulis oleh Buddy Setianto, berikut 9 hal-hal yang menjadi dasar dalam menentukan nilai wajar saham, Menghitung Harga Wajar Saham Cara Menghitung Harga Wajar Saham Untuk mengetahui perhitungan harga wajar saham, terdapat beberapa metode yang dilakukan. Simak langkah-langkahnya. 1. Earnings Per Share EPSEPS yaitu pendapatan bersih dari perusahaan dalam setahun setelah dikurangi saham preferen kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar, atau singkatnya disebut dengan istilah laba per lembar saham. Dari perhitungan EPS kamu dapat mengetahui prospek pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun. Sebagai ilustrasi, misalnya diketahui Perusahaan XYZ memiliki saham dengan nilai EPS Rp 775, maka saham tersebut menghasilkan laba sebesar Rp 775 di setiap lembar sahamnya. Earning Per Share EPS = Laba bersih – Dividen preferen / Jumlah saham yang beredar pada akhir periode2. Price Book Value PBVPBV atau Price to Book Value merupakan rasio harga saham terhadap pada nilai buku nilai aset dalam pembukuan dari suatu perusahaan. Nilai buku yang diperoleh dari Aktiva sampai kewajiban. Price book Value PBV = Harga Saham / Nilai Buku perlembar saham Contohnya, PT Aneka Tambang memiliki harga saham dan nilai buku per lembar saham 846. Maka perhitungannya ialah Nilai PBVnya adalah / 846 = Return on Equity ROE Mengutip Jurnal Return on Asset, Return on Equity, dan Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Return Saham karya Ni Putu Alma Kalya Almira dan Ni Luh Putu Wiagustini 2020, ROE menjadi cerminan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari setiap rupiah yang ditanamkan oleh pemegang saham. Return on Equity ROE = Laba bersih setelah pajak/ Total ekuitas saham x 100% Sebagai contoh, perusahaan ABC menggunakan pembiayaan dari modal investornya Rp dan menghasilkan laba bersih sebesar Rp Maka ROE nya adalah sebagai berikut Rp. / Rp. X 100% = 60% ROE. Maka, rasio dari pengembalian modal pada perusahaan ABC sebesar 60%.4. Price to Earnings RatioMetode PER adalah salah satu cara menghitung berapa harga wajar yang cocok untuk pemula. Untuk mencari harga wajar saham menggunakan PER sebaiknya dengan membandingkan PER dengan industri yang sejenis. Apabila PER perusahaan lebih besar dari rata-rata perusahaan sejenis, maka harga saham dianggap mahal dan sebaliknya semakin kecil nilai PER perusahaan dibandingkan yang lain, maka harga saham dianggap murah. Price To Earnings Ratio PER = Harga Saham / Laba Per Saham EPSREO merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. ROE yang tinggi menggambarkan perusahaan yang berhasil menghasilkan keuntungan dari modal sendiri. Peningkatan ROE akan meningkatkan nilai jual perusahaan yang kemudian akan berimbas juga pada harga Menghitung Harga Wajar SahamStockbit adalah aplikasi saham terpercaya. Semua transaksi saham dilakukan melewati perusahaan sekuritas, Stockbit Sekuritas, yang sudah dipercaya dan diawasi oleh OJK. Aplikasi ini sangat direkomendasikan untuk pemula yang ingin berinvestasi menggunakan saham. Aplikasi ini sangat berguna bagi investor saham yang ingin menggunakan data dasar dalam analisisnya. RTI menyediakan data yang cukup lengkap, mulai dari data dasar hingga profil perusahaan dan pemilik. Kalau sudah berinvestasi di reksadana, tentu kamu mengharapkan keuntungan. Namun apakah kamu sudah mengerti dari mana keuntungan investasi reksadana didapatkan? Untuk memahaminya yuk simak penjelasan ini Aktiva BersihDalam reksadana, kita mengenal istilah Nilai Aktiva Bersih NAB. NAB adalah kata keren untuk Harga Reksadana per unit. Harga/unit ini merupakan nilai wajar dari sebuah portofolio reksadana setelah dikurangi biaya operasional, kemudian nilainya dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang inilah adalah harga yang kamu bayar ketika kamu membeli reksadana. Untung dari ReksadanaKetika kamu beli reksadana, kamu akan untung ketika harga reksadana naik. Misalnya, kamu beli reksadana A senilai Rp . Lalu 1 tahun kemudian, kamu jual reksadana kamu setelah harga reksadana A naik dan investasi kamu menjadi Rp Disini artinya kamu untung sebesar Rp reksadana diupdate sekali setiap hari kerja dan bisa kamu pantau dari aplikasi Bibit di Hp kamu kapan yang Menyebabkan NAB/unit bisa naik ?Reksadana berisi beberapa aset instumen investasi seperti saham, obligasi dan deposito. Disinilah peran Manajer Investasi untuk memilih aset yang bisa naik harganya. Ketika harga aset di dalam reksadana itu naik, otomatis NAB pun juga ikut naik. Studi Kasus Cara Menghitung Keuntungan ReksadanaContohBudi adalah seorang karyawan dengan penghasilan Rp 6 Juta per bulan. Budi berinvestasi di reksadana ABCD dengan cara nabung rutin Rp 1 Juta setiap tanggal 1 setiap bulannya. NAB Rata-Rata = Total Investasi Total Unit = Unit = 1 Desember 2019 NAB reksadana ABCD adalah keuntungan yang diperoleh Budi per 1 Desember 2019 adalah= NAB 1 Desember 2019 X Total Unit - Modal Investasi= X - - Rp keuntungan Budi per tanggal 1 Desember 2019 adalah atau 7,29% dari modal Prospek Keuntungan Reksa Dana di Masa Depan?Perlu kamu tahu, kalau keuntungan reksadana kenaikan NAB jangka panjang itu sangat erat kaitannya dengan kondisi perkembangan ekonomi. Melihat perkembangan ekonomi Indonesia yang terus tumbuh sejak puluhan tahun yang lalu, maka bukannya tidak mungkin perkembangan itu akan berlanjut di masa depan. Bahkan, Indonesia di prediksi sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia menurut riset Price Waterhouse Cooper pada tahun 2050. Jadi, semakin awal kamu mulai investasi, maka semakin besar potensi keuntungan yang bisa didaptkan di masa hadirnya Bibit sebagai platform Investasi Reksa Dana, kamu bisa mendapatkan pilihan Reksa Dana terbaik di Indonesia yang sudah diseleksi ketat, dan tinggal mulai investasi dengan mulai sekarang, sebelum terlambat. Menghitung harga wajar saham merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh investor untuk mengetahui berapa nilai yang pantas sebuah saham. Dengan mengetahui apakah sebuah saham sedang undervalued atau overvalued, seorang investor dapat dengan mudah menganalisis valuasi perusahaan dan menentukan emiten mana yang layak dikoleksi. Untuk menentukan nilai wajar sebuah saham, seorang investor perlu melakukan analisis fundamental saham dengan menggunakan metode nilai intrinsik ala Benjamin Graham dan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Rasio Keuangan Dalam Menghitung Harga Wajar Saham Untuk mengetahui apakah sebuah saham sudah dihargai sesuai atau tidak, para investor, baik pemula maupun profesional, sering menggunakan beberapa rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut antara lain meliputi EPS, PBV, PER, dan ROE, yang memungkinkan investor untuk memperoleh informasi tentang kinerja perusahaan baik dalam tahun berjalan maupun periode sebelumnya. Untuk investor pemula, sangat disarankan untuk memahami perhitungan rasio keuangan ini agar dapat membuat keputusan investasi yang lebih matang sebelum membeli saham melalui aplikasi online. Terdapat beberapa faktor yang biasanya menjadi pertimbangan investor dalam membeli saham, seperti jumlah aset atau kekayaan bersih perusahaan, jumlah utang, dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari tahun ke tahun. Dalam menghitung valuasi perusahaan, kombinasikan pengetahuan ini agar mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang emiten yang dituju. Melalui valuasi saham yang tepat, investor dapat memperoleh panduan yang lebih jelas dalam membeli saham dengan harga yang terjangkau dan menghindari saham dengan valuasi yang mahal. Cara Menghitung Harga Wajar Saham dengan Rasio Keuangan Berikut 4 cara untuk menghitung harga wajar saham yang mudah bagi investor pemula. Earnings Per Share EPS adalah rasio keuangan yang mengukur pendapatan bersih perusahaan dalam setahun setelah dikurangi dividen untuk saham preferen, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. EPS juga dapat diartikan sebagai jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Dengan kata lain, EPS adalah rasio untuk mengetahui berapa jumlah laba bersih yang didapat dari setiap lembar saham yang beredar. Jadi semakin tinggi pendapatan perusahaan, maka nilai EPS nya akan semakin besar. Dari perhitungan EPS kita bisa mengetahui bagaimana prospek pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, mari kita ambil kasus Perusahaan A yang memiliki nilai EPS sebesar Rp. 850 per saham. Hal ini berarti bahwa setiap lembar saham Perusahaan A menghasilkan laba sebesar Rp. 850. Lalu bagaimana cara menghitung Earnings Per Share untuk menentukan apakah sebuah saham mahal atau murah? Earning Per Share EPS = Laba bersih – Dividen preferen / Jumlah saham yang beredar pada akhir periode Price to Book Value PBV PBV atau Price to Book Value adalah rasio harga saham terhadap nilai buku nilai aset dalam pembukuan perusahaan. Nilai buku diperoleh dari Aktiva – Kewajiban. Misalnya perusahaan A memiliki total aset / aktiva senilai kemudian total kewajiban sebesar jadi sisa kekayaan perusahaan adalah Jika suatu saat perusahaan A dijual, maka sisa kekayaan tersebut yang akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham. Melalui PBV kita bisa melihat apakah harga saham suatu emiten tersebut sesuai dengan jumlah nilai aset yang dimiliki perusahaan saat ini. Sehingga perhitungan PBV termasuk salah satu rasio keuangan yang biasa digunakan para investor untuk menghitung harga wajar saham dan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu saham. Umumnya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa suatu emiten memiliki nilai PBV lebih dari 1, maka harga suatu saham dinyatakan mahal atau overvalued. Sebaliknya, jika nilai PBV kurang dari 1, maka harga saham termasuk murah atau undervalued. Misalnya diketahui nilai PBV sebesar 2x, artinya harga saham sudah mencapai 2 kali lipat dibandingkan nilai aset atau kekayaan bersih perusahaan. Lalu bagaimana cara menghitung PBV? Simak penjelasan rumus dan contoh PBV berikut ini. Price to book Value PBV = Harga Saham / Nilai Buku perlembar saham Contoh Bank BRI memiliki harga saham dan nilai buku per lembar saham maka nilai PBVnya adalah / = Bagi para investor, terutama bagi investor pemula yang ingin menilai harga wajar saham menggunakan Price-to-Book Value PBV, disarankan untuk memperhatikan nilai PBV pada industri yang sejenis. Jika nilai PBV pada industri tersebut tidak berbeda jauh, maka harga saham tersebut masih dapat dikatakan wajar. Hal ini dikarenakan setiap jenis industri memiliki nilai wajar PBV yang berbeda-beda. Sebagai contoh, industri keuangan dan pembiayaan biasanya memiliki nilai PBV yang lebih dari 1. Hal ini disebabkan karena aset atau kekayaan pada industri perbankan umumnya bukan dalam bentuk aset tetap, melainkan berupa aset finansial seperti investasi, pembiayaan kredit, dan tagihan. Sebagai contoh, PBV bank BCA mencapai hampir 5 kali lipat, namun saham BCA masih tetap diminati oleh para investor karena optimis dengan kinerja industri perbankan yang dijalankan oleh BCA. Oleh karena itu, nilai PBV yang tinggi pada industri ini tidak selalu dianggap overvalued dan berpotensi merugikan. Price to Earnings Ratio PER Alternatif cara menghitung berapa harga wajar sebuah saham dapat menggunakan Price to Earnings Ratio PER. Analisis teknikal PER juga direkomendasikan untuk para investor pemula untuk melihat suatu saham apakah layak dibeli atau tidak. Apa itu PER? PER adalah rasio untuk menilai emiten berdasarkan harga saham terhadap laba bersihnya atau Earning Per Share EPS. Seperti pada perhitungan PBV, untuk mencari harga wajar saham menggunakan PER sebaiknya dengan membandingkan PER dengan industri yang sejenis. Jika diketahui nilai PER perusahaan tidak jauh berbeda dengan perusahaan sejenis, maka harga saham bisa dianggap wajar. Rumus PER adalah Price To Earnings Ratio PER = Harga Saham / Laba Per Saham EPS Jika PER suatu perusahaan lebih besar dari rata-rata perusahaan sejenis, maka harga saham dianggap mahal. Sebaliknya, semakin kecil nilai PER suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis, maka harga saham dianggap murah. Perhitungan PER dapat memberikan gambaran bahwa harga saham Rp. 3000 kadang-kadang bisa lebih murah dibandingkan dengan harga saham Rp. 400. Hal ini dikarenakan harga saham Rp. 3000 mungkin memiliki nilai PER sebesar 10x, sedangkan harga saham Rp. 400 memiliki PER sebesar 17x. Namun saat ini, untuk memeriksa kewajaran harga saham, telah tersedia berbagai aplikasi dan situs web yang menyediakan laporan saham lengkap dengan analisis fundamental secara otomatis, seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal ini memudahkan investor, terutama bagi investor pemula, untuk melakukan penilaian saham secara lebih akurat dan efisien. Return On Equity ROE Valuasi ROE berfungsi untuk mengukur kemampuan pada suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang disetorkan oleh pemilik saham. Jadi semakin besar nilai ROE maka menunjukkan bahwa perusahaan bisa mengelola modal dengan baik dan menghasilkan laba yang besar. Rumus ROE adalah Return On Equity ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Ekuitas Contohnya Perusahaan A memiliki modal dari pemegang saham biasa sebesar Rp. dan bisa menghasilkan laba bersih sebesar Maka ROE nya adalah Rp. / Rp. = atau 60% ROE. Maka rasio pengembalian modal dari Perusahaan A adalah sebesar 60%.

bagaimana menilai harga wajar dari sebuah reksadana